" Sholat merupakan pembersih hati dari dosa dan merupakan pembuka pintu keghaiban "
الصلاة طهرة للقلوب من أدناس الذنوب واستفتاح لباب الغيوب
"Sholat merupakan pembersih hati dari dosa dan merupakan pembuka pintu keghaiban "
Sudah menjadi tabi'at manusia bahwa setiap orang yang badannya kotor, berkeringat dan berbau ia pasti merasa tidak nyaman dan berfikir untuk mencari sesuatu untuk memberihkan badannya, ia mungkin sangat membutuhkan air untuk mandi dengan tujuan membersihkan badan dari kotoran tersebut.
Sebagai hamba Allah Subhanahu wa ta'ala yang lemah, setiap hari, setiap jam bahkan setiap detik tentu tidak bisa lepas dan tidak luput dari hina dan kotornya dosa yang mengotori dan meresahkan ketentraman hati. Disadari atau tidak bahwa hati dan ruh setiap muslim yang sudah karatan dikarenakan dosa tersebut sangat membutuhkan pembersih yang bisa menjadikan hati kembali bersih dan bersinar. Namun apakah hal yang bisa membersihkan hati, apakah dengan deterjen atau sabun atau yang lainnya? Syari'at sudah menetapkan bahwa sholat merupakan obat dan pembersih hati dari dosa, maka dari itu Allah Subhanahu wa ta'ala menetapkan kewajiban sholat lima waktu dikarenakan banyaknya dosa yang dilakukan oleh setiap insan setiap hari, Nabi sendiri bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَفِي حَدِيثِ بَكْرٍ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا
بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالُوا لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ
بِهِنَّ الْخَطَايَا
'Dari Abi Hurairoh Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam (dihaditsnya Bakr sesungguhnya ia mendengar Raulullah Shallallahu'alaihi wa sallam) bagaimana pendapat kalian (wahai sahabat) apabila ada sebuah kali di pintu salah satu dari kalian kemudian ia mandi disitu sebanyak lima kali apakah kotorannya masih ada ?, para Sahabat menjawab : tidak ada kotorannya sama sekali, kemudian beliau bersabda : " Demikian juga sholat lima waktu, yang mana Allah Subhanahu wa ta'ala akan menghapus kesalahan-kesalahan dengannya".
Walaupun pada dhohirnya sholat itu adalah salah satu taklif (beban) yang ditujukan kepada hamba-Nya dan ditentukan waktunya sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala :
إن الصلاة كانت على المؤمنين كتابا موقوتا (النساء : 103
"Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman " (an nisa' : 103).
Namun pada hakikatnya, sholat adalah hidangan yang dihidangkan oleh Allah kepada hamba-Nya (untuk hati dan ruh), karena sholat adalah maghfiroh (ampunan) yang berfungsi untuk mensterilkan hati dari pengaruh dosa. Dan dalam hadits Qudsyi disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala membagi sholat antara hamba dan Robnya menjadi dua bagian.
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ} الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ { قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِيوَإِذَا قَالَ} الرَّحْمَنِ الرَّحِيم{قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي وَإِذَا قَالَ} مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ{ قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ}إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ{قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ}اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِالْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ {قَالَ هَذَلِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
" Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman ( hadist qudsyi ) : aku membagi sholat antara Aku dan hamba-Ku dua bagian, dan bagi hambaKu berhak atas apa yang ia minta, apabila ia mengucapkan (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) Allah Subhanahu wa ta'ala mengatakan : hamba-Ku telah memujiKu dan apabila ia mengucapkan : (الرَّحْمَنِ الرَّحِيم) Allah Subhanahu wa ta'ala mengatakan : hambaKu telah memujiku, apabila ia mengucapkan : (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ) Allah Subhanahu wa ta'ala mengatakan : hambaKu telah mengagungkanKu dan ia telah memasrahkan urusannya kepadaKu dan apabila ia mengucapkan : (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ), Allah mengatakan : inilah antara Aku dan hambaKu dan bagi hambaKu berhak atas apa yang ia minta dan apabila mengucapkan : (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ) Allah mengatakan : inilah antara Aku dan hambaKu dan bagi hambaKu berhak atas apa yang diminta.
Dan diceritakan dari kisah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa sallam bahwa ada seorang laki-laki menghadap kepada Rasul Shallallahu'alaihi wa sallam yang berada didalam Masjid sebelum melaksanakan shola dan ia berkata : Ya Rasul, sesungguhnya saya telah dikenai hukum had (ia mengulang-ngulang kata-kata tersebut kepada Nabi), namun Nabi hanya diam sampai selesainya sholat kemudian laki-laki tersebut kembali lagi dan mengatakan apa yang telah disampaikan tadi, kemudian Rasullah Shallallahu'alaihi wa sallam menjawab : apakah kamu mengerti bahwa ketika kamu keluar dari rumahmu bukankah kamu sudah berwudhu dan membaguskan wadhumu kemudian kamu shalat bersama kita, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengampuni dosa atau had yang seharusnya kamu jalani.
Inilah kandungan makna dari setengah hikmah yang di sampaikan oleh Ibnu Athoillah
الصلاة طهرة للقلوب من أدناس الذنوب
Adapun pada setengah hikmah yang disampaikan oleh beliau menerangkan bahwa sholat merupakan pembuka pintu keghaiban dan seorang hamba apabila menjalankan sholat maka hajat seorang hamba akan dikabulkan, adalah seorang hamba bisa melihat sesuatu yang masih samar dengan lantaran sholat istikhoroh misalnya, namun semuanya itu harus didasari dengan taqorrub kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan juga yang harus kita perhatikan adalah 'aib kita bukan sesuatu yang sifatnya masih terhijab (terhalang) dari kita sebagaimana hikmah sebelumnya
"تشوفك إلى ما بطن فيك من الغيوب خير من تشوفك إلى ما حجب عنك من الغيوب"
Sebenarnya yang dibahas dalam hikmah ini bukanlah wujud atau gambar sholat yang berupa gerakan anggota tubuh, bacaan lisan akan sedangkan hatinya masih berpaling dari Allah dan sibuk dengan keinginan-inginanya yang bersifat duniawi, akan tetapi yang dimaksudkan adalah sholatnya hamba Allah yang hatinya dihiasi dengan akhlaq-akhlaq yang bisa mengantarkannya menghadap kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Inilah yang dimaksud dari kandungan hikmah diatas, dan untuk bisa mengaplikasikannya seorang muslim harus selalu menyiapkannya dengan memperbanyak dzikir dan muroqobah (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa ta'ala serta menjauhi harta yang haram dan syubhat. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar