Sabtu, 19 Maret 2011

TUJUAN AL WARID

الوارد adalah sesuatu yang datang dari Allah (berupa kebaikan) dan masuk dalam hati seorang hamba. Al-Warid ini berbeda dengan ilmu pengetahuan karena implikasinya bisa baik dan bisa jelek. Oleh karena itu Al-Warid memiliki dua rukun yaitu : 1. Sesuatu yang baik 2. Masuk ke dalam hati bukan akal

( 52 ) إنما أورد عليك الوارد لتكون به عليه وراداً

"Allah memberimu Al-Warid agar engkau mendekat kepada-Nya"

( 53 ) أورد عليك الوارد ليستلمك من يد الأغيار ويحررك من رق الآثار

"Allah memberi Al-Warid untuk menyelamatkanmu dari cengkeraman bayang-bayang ciptaan dan membebaskanmu dari diperbudak oleh benda-benda ciptaan"



( 54 ) أورد عليك الوارد ليخرجك من سجن وجودك إلى فضاء شهودك



"Allah memberimu Al-Warid untuk melepaskanmu dari penjara wujudmu menuju cakrawala penyaksianmu"

1. PENJELASAN

الوارد adalah sesuatu yang datang dari Allah (berupa kebaikan) dan masuk dalam hati seorang hamba. Al-Warid ini berbeda dengan ilmu pengetahuan karena implikasinya bisa baik dan bisa jelek. Oleh karena itu Al-Warid memiliki dua rukun yaitu :

1. Sesuatu yang baik

2. Masuk ke dalam hati bukan akal

2. CONTOH HAMBA YANG TERKENA AL-WARID :

Seorang hamba yang sibuk dengan urusan dunianya. Suatu ketika dia langsung benci dan tidak mau mendekati dunia itu lagi. Suatu ketika di berjalan dan melihat sampah yang bertebaran. Kemudian ia ingat dan menyadari bahwa dunia itu seperti sampah yang tidak ada gunanya. Inilah Al-Warid yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba yang dicintai-Nya. Orang yang selalu menuruti hawa nafsunya kemudian suatu hari dia membaca Al-Qur'an surat Al-Baqarah : 34

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) البقرة/34

34. Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

[36] sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, Karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.

Setelah itu hatinya langsung sadar. Dia berpikir kenapa selama ini hatinya selalu mengikuti syaitan yang telah menjadi musuhnya. Syaitan telah diusir oleh Allah dan ditempatkan di dunia ini karena maksiat kepada-Nya. Dalam Al-Qur'an telah disebutkan :

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا [الكهف/50]

50. Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], Maka sujudlah mereka kecuali iblis. dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.

Kenapa dia tidak mau menjadikan Allah sebagai kekasihnya dan justru mendekatkan diri dengan syaitan yang jelas-jelas telah menjerumuskannya. Orang ini bisa sadar dari keterpurukannya karena mendapatkan Al-Warid dari Allah swt.

3. TUJUAN

Allah memberikan warid kepada hamba yang dicintai-Nya dengan tujuan antara lain :

a. Agar kita menuju kepada Allah, tidak hanya wushul saja tapi hati kita juga senang kepada-Nya.

Kita bisa demikian kalau sudah bisa lepas dengan اغيار (dunia) dan penyakit hati dengan berbagai macam-macamnya seperti dengki hari, sombong, riya, ingin mulia dan lain sebagainya. Dengan adanya Al-Warid maka semuanya akan hilang sehingga hanya Allahlah yang kita cintai.

b. Untuk menyelamatkan kita dari selain Allah.

Hati seorang manusia memang bertentangan antara syahwat dengan nurnya. Kemudian Allah memberi Al-Warid agar kita memuliakan-Nya sehingga nafsu manusia bisa kalah. Hal ini tak lain karena nafsu adalah ciptaan-Nya. Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an :

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا [الشمس/7]

7. Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

Nafsu memang ada yang فجور dan ada yang تقوي. Jadi, nafsu itu selalu bertentangan. Ada yang baik dan ada yang jelek. Kebaikan bisa menang kalau kita diberi Al-Warid oleh Allah swt. Oleh karena itu, kita harus selalu banyak berdo'a dan berdzikir agar Al-Warid selalu menetap pada diri kita.

Dengan Al-Warid orang tidak lagi memikirkan dunia, tapi selalu menuju akhirat. Sahabat Harits Ibn Malik pernah ditanya oleh Rasulullah. Ya Harits bagaimana kamu bangun pagi ? Sahabat Harits menjawab : saya beriman dengan sempurna. Rasulullah pun bertanya : pikirkanlah apa yang kamu ucapkan, apa bukti keimananmu? Sahabat Harits menjawab : Saya telah meninggalkan dunia, saya tidak tidur di malam hari dan saya berpuasa di siang hari. Saya seperti telah melihat kerajaan Allah. Saya melihat penduduk surga saling berkunjung dengan yang lain dan saya melihat penduduk neraka saling menderita di sana. Rasulullah pun menjawab : kamu telah mendapatkan makrifat dan kamu telah diberi cahaya oleh Allah.

Sahabat Harits bisa demikian karena dia mendapatkan Al-Warid dari Allah swt. Mungkin dia selalu membaca dan mengangan-angan ayat Al-Qur'an :

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ [آل عمران/196]

196. Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[260] di dalam negeri.

[260] Yakni: kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka.

c. Melepaskan manusia dari اثار (sesuatu selain Allah/ciptaan Allah).

Ibnu Athaillah menjelaskan dalam hikmahnya :ويحررك من رق الآثار

Semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah swt. Kalau terjadi bencana seperti gempa bumi, banjir, gunung meletus, maka yang diingat hanyalah siapa penciptanya. Semua sesuatu adalah atsar dari Allah sehingga yang perlu ditakuti hanyalah Allah swt. Kalau kita diberi harta oleh Allah, maka kita akan menyadari bahwa itu adalah anugrah dari Allah. Di dalam Al-Qur'an telah disebutkan :

إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [العنكبوت/17]

17. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta[1146]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.

[1146] Maksudnya: mereka menyatakan bahwa berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka disisi Allah dan Ini adalah dusta.

yang menjadikan adanya bencana hanyalah Allah swt. Sebelum mendapatkan Al-Warid maka seorang hamba akan meyakini bahwa gempa terjadi karena lempengan-lempengan bumi telah retak, namun setelah ada Al-Warid maka keyakinan tersebut akan hilang karena semua bencana yang terjadi di bumi ini adalah karena Allah.

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ [الملك/16]

16. Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?,

Nabi Nuh pernah berdebat dengan putranya (Kan'an). Ketika Nabi Nuh diperintahkan Allah untuk menaiki kapal, maka dia mengajak putranya agar mau ikut dengannya. Namun putranya menolak karena masih bergantung pada atsar. Putranya mengatakan bahwa dia akan menaiki gunung sehingga bisa selamat dari banjir.

قَالَ سَآَوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ [هود/43]

43. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!"

Hal ini sangat berbeda dengan sikap Nabi Nuh sendiri karena dia telah mendapat Al-Warid dari Allah swt. Dia telah meyakini bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dari bencana Allah kecuali Allah sendiri.

قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ [هود/43]

Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari Ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha penyayang". dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.

d. Mengeluarkan manusia dari maqam wujud menuju maqam syuhudullah.

Maqam wujud adalah maqam ketika seorang hamba hanya memikirkan diri sendiri atau lebih dikenal dengan istilah falsafah wujudiyyah. Hamba tidak memandang adanya undang-undang / lingkungan sekitar sehingga dia melakukan sesuatu yang dia inginkan tanpa memandang adanya orang lain. Akhirnya dia akan hancur karena sangat mustahil seseorang bisa bebas dari undang-undang. Contoh konkritnya adalah ketika seseorang ingin hidup sehat tapi kenyataannya dia bisa sakit. Seseorang ingin kaya tapi realitanya dia justru hidup miskin.

Memang banyak sekali orang yang ingin terlepas dari undang-undang atau aturan syari'at. Seperti halnya orang laki-laki yang memakai gelang, anting-anting dan kalung. Mereka ingin hidup bebas dan inilah yang disebut dengan falsafah wujudiyyah. Namun ketika seseorang telah mendapatkan Al-Warid maka semua keinginan tersebut akan hilang. Orang yang tidak mau melakukan syari'at islam berarti juga mengikuti falsafah wujudiyyah, tapi kalau sudah terkena Al-Warid maka dia akan mulai sadar dan akan mengangan-angan semua yang ada di bumi ini.

قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الْآَيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ [يونس/101]

101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

4. BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN AL-WARID

Untuk mendapatkan Al-Warid dari Allah maka kita harus banyak membaca Al-Qur'an dan mengangan-angan isinya. Allah telah menciptakan banyak sekali tanda-tanda kekuasaan-Nya di bumi ini. Oleh karena itu kita harus mau untuk berpikir dan memahami semua ciptaan-Nya. Allah telah berfitman :

وَكَأَيِّنْ مِنْ آَيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ [يوسف/105]

105. Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.

Akan tetapi terkadang seseorang tidak mendapatkan Al-Warid karena dia berpaling dari ayat-ayat Allah. Ada juga orang yang berasumsi bahwa seharusnya kalau ingin berhaji kita tidak perlu pergi jauh-jauh ke Makkah karena yang paling penting adalah tubuh dan hati kita dekat kepada Allah. Ini adalah salah satu penyebab seorang hamba tidak mendapatkan Al-Warid dari Allah swt. Jadi untuk bisa wushul kepada Allah, maka jalannya adalah kita harus mengaangan ayat-ayat yang merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah swt.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar